Minggu, 13 April 2014

Kini Presiden tidak Perlu Sewa Lagi

Enam bulan sebelum pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir, pesawat kepresidenan yang sempat menimbulkan pro dan kontra itu akhirnya tiba di Tanah Air.

“Pesawatnya bagus, tapi warnanya itu kok seperti pesawat presiden Amerika Serikat, ya?” Begitu kesan pertama yang muncul ketika pesawat Boeing 737-800 Boeing Business Jet-2 (BBJ-2) mendarat di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin pagi.
Pesawat berwarna biru muda dan putih dengan bendera merah putih di bagian ekor pesawat itu mendarat pukul 10.10 WIB.

Tulisan ‘Republik Indonesia’ tampak jelas di badan pesawat dengan logo Garuda di kiri dan kanan kepala pesawat. Selain itu, ada gambar bintang di bawah jendela pilot.

Kedatangan pesawat dengan panjang 39,5 meter dan diameter 3,73 meter itu disambut siraman air dari pemadam kebakaran serta upacara pukul kendi, seperti umumnya saat menerima paket pesawat baru di beberapa maskapai penerbangan.

Upacara penyambutan dipimpin Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi untuk kemudian diserahkan kepada pihak operator pesawat, yakni TNI Angkatan Udara.

Menurutnya, kehadiran pesawat yang dipesan khusus untuk kegiatan operasional presiden itu membuka lembaran sejarah baru bagi bangsa Indonesia. Selama ini, presiden dalam menunaikan tugasnya di dalam maupun luar negeri selalu menyewa pesawat komersial.
“Setelah hampir 69 tahun merdeka dan menunggu empat tahun, kita akhirnya memiliki pesawat kepresidenan sendiri,” kata Sudi, kemarin.

Pesawat berjarak tempuh maksimal 10.334 km dengan kecepatan 871 km/jam itu dapat mengakomodasi hingga 67 penumpang itu. Dari sisi keamanan, tambah Sudi, pesawat BBJ-2 mampu mendeteksi adanya ancaman rudal apabila diserang musuh. Kehadiran pesawat canggih seharga Rp847 miliar itu, ujarnya, bisa menghemat anggaran negara hingga Rp114 miliar per tahunnya.

Sudi menjelaskan, dari 14 warna alternatif, pilihan jatuh pada biru. “Supaya bisa melakukan kamuflase saat di udara dan, paling penting, warnanya mirip seragam TNI-AU,“ pungkasnya.

Kokpit BBJ2 dilengkapi dengan sistem avionik digital Honeywell dengan tiga ORS dan komputer pendataan penerbangan ganda.
Panel pesawat diletakkan di tengah enam monitor LCD EFIS berukuran besar. Pesawat dilengkapi ruang untuk pertemuan, rapat, dan ruang eksekutif. Dengan demikian, presiden bisa menunaikan tugasnya dari pesawat. (Emir/ Mustain/X-7/Media Indonesia,11/04/2014, hal: 2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar